BUMDES Percontohan Nasional

Desa Minggirsari dulunya termasuk desa merah atau IDT. Berdasar data BPS tahun 2001, jumlah KK yang masuk rumah tangga miskin sebanyak 305 KK, setelah diadakan klarifikasi BPS tahun 2008 jumlah RTM sebanyak 257 KK, RTMB 188 KK dan RTMR 69 KK. Hasilklarifikasi BPS tahun 2011 jumlah

penduduk miskin Desa Minggirsari RTM 212 KK dengan klasifikasi RTMB 96 KK dan RTMR 116 KK.
Di desa inilah berdiri Bumdes Maju Makmur Desa Minggirsari, tepatnya 24 Juni 2008 pendirian Bumdes adalah Perda No. 14 Tahun 2006, Perbup No. 8 Tahun 2011, Perdes No. 01 Tahun 2011, akta notaris No. 70 Tahun 2011 dan SK Kades No.01 Tahun 2011.
Pendirian Bumdes Maju Makmur diawali dengan berdirinya UPK Maju Makmur program Gerdu Taskin tahun 2003. “Sebenarnya di Desa Minggirsari ada beberapa lembaga ekonomi desa yang berasal dari berbagai program, antara lain IDT, PAM DKB, Lumbung Desa, UPK Gerdu Taskin, P2KP, dll. Dari sekian lembaga ekonomi tersebut di Desa Minggirsari hanya UPK Maju Makmur yang bisa eksis dan mempunyai dua unit usaha, yaitu USP dan USR (USR saprodi dan USR jasa pembesaran sapi),” kata Hariyanto, Direktur
Bumdes Maju Makmur. “Setelah diadakan identifikasi oleh Pemdes bersama lembaga desa dan LKM (tim pokja), UPK Maju Makmur ditetapkan sebagai
Bumdes Maju Makmur pada tanggal 24 Juni 2008 melalui Perdes
No 2 Tahun 2008,” kata Haryanto.
Saat ini Bumdes Maju Makmur mempunyai kegiatan usaha berupa unit usaha simpan pinjam induk, simpan pinjam pokmas (8 pokmas), saprodi, pembesaran
sapi, Askesos, paving, keset, asa cacah rumput dan
penggilingan kedelai, konveksi, batako, jasa penggilingan dan budidaya jangkrik. Masing-masing unit membuat pembukuan tersendiri dengan ketentuan setiap bulan memberi laporan pada Bumdes dan hasil bersih dari unit-unit ini setiap akhir bulan juga disetorkan ke Bumdes.
“Awalnya simpan pinjam dan saprotan. Setelah kita dapat pengembangan atau program-program lain masuk kita bisa mengembangkan lagi dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat yang mau menjadi bagian dari bumdes, akhirnya kita kembang-kan dan alhamdulilillah sampai 2013 ini bisa mencapai 13 unit usaha,” kata Hariyanto.
Di antara unit usaha tersebut yang menjadi unggulan adalah usaha saprotan dan obat-obatan, konveksi dan juga batako. “Usaha konveksi kita sebatas orderan.
Kita kerjasama dengan SD atau MTs. Di situ kita mencari pemasaran. Kalau batako lingkupnya masih sebatas kabupaten. Alhamdulillah prospeknya bagus dan juga bisa menyerap tenaga kerja banyak sehingga memudahkan masyarakat mencari pekerjaan,” kata Haryanto.
Direktur BUMDES dan Kepala Desa Minggirsari
Di Kabupaten Blitar, Bumdes Maju Makmur sudah menjadi labsite pengelolaan Bumdes. Adapun di Kabupaten Blitar sendiri terdapat program 1 kecamatan 1
desa yang menjadi pilot project Bumdes. Jadi dari 22 kecamatan, ada satu desa yang menjadi pilot project. Satu desa menjadi contoh satu kecamatan.
Desa Minggirsari sudah desa labsite dari Kementerian Dalam Negeri, dan menjadi percontohan nasional. Banyak yang studi banding tentang pengelolaan
Bumdes dari luar pulau ke Bumdes Maju Makmur, di antaranya dari Sulawesi, Papua, NTT, Bali, Kutai Kertanegara dan Kepulauan Riau

Sumber : Majalah Gema Desa Edisi Mei 2013






0 komentar:

Posting Komentar